Secarik Kertas, Tuk Istriku

Tepian Kota Kendari, 27 Mei 2014

Kota Lulo

Kota Kita

Tempat Juang dan Doa

Tempat kembali tuk bersua

Kekasihku,

Tak banyak yang dapat kusampaikan, hanya secarik kertas tuk menumpahkan ribuan bulir rindu untukmu.

Disini aku baik-baik saja, ditemani rerumputan hijau, pohon alpukat, juga pohon lengkeng yang kita semai bersama. Kesemuanya tumbuh subur, diderap hujan yang tak berhenti mengalir. Tak lupa ikan-ikan nila mungil yang setidaknya selalu setia menemani dalam untaian rinduku padamu.

Semoga kau juga baik-baik disana.

Meski tak begitu jauh, engkau di selatan dan aku di tenggara pulau selebes ini. Berpisah membuat kita jauh. Tetapi tak mengapa, menggapai mimpi bukanlah perkara mudah.

Aku tahu, kau pasti sanggup menyelesaikan ini semua. Misi hidup kita dan anak-anak yang sudah kita patri di wajah semesta.

Meski ukuran rekening finansial kita cukup kurus.

kita mesti terus berjuang dan berdoa

Tuk menaklukan gelombang besar dihadapan kita.

Ku sadari, saat ini aku belum bisa memberimu kebahagiaan dan kejayaan seperti yang kau ingini. Aku hanya bisa memberimu mimpi dan pola pikir yang kutahu kau menganggapnya tak rasional. Karena bagiku, semuanya dimulai dari mimpi.

Tetapi aku berjanji, suatu saat nanti aku kan memberimu kebahagiaan dan kejayaan itu.

Dan dari pendidikan inilah perjalanan itu kita mulai.

Iya, jalan itu jalan ilmu

Aku lebih senang menyebutnya jalan sulaeman, jalan tuhan.

Kiranya kau sudah banyak mendengar dari mulut liarku, tentang ocehan-ocehan sulaeman ini.

Bahwa alkisah nabi sulaeman diberi pilihan oleh tuhan,

Ia diberi kekayaan, sulaeman menolak.

Kemudian tuhan memberikan ia kejayaan, sulaemanpun menolak.

Tuhan bingung, apa yang harus diberikan kepada sulaeman.

Tuhan pun bertanya, “hai Sulaeman” sebenarnya apa yang kau ingini?

Sulaemun pun menjawab “hamba ingin ilmu Tuhan”

Sekejap tuhan memberikan ilmu kepadanya

Sekejap itu pula kekayaan dan kejayaan menghampiri sulaeman.

Sulaeman akhirnya memiliki kunci dari segala kunci dari kehidupan dunia dan akhirat

Yaitu ‘Ilmu”

Dengan ilmu ia mendapatkan semuanya.

Dan dari kisah sulaeman itu, jalan sulaemanlah yang kupilih tuk menebus janjiku kepadamu

“Kebahagiaan dan Kejayaan.”

sebab aku yakini ‘Jalan Sulaeman’ adalah ‘Jalan Tuhan.’

“Man Saara Ala Darbi Washala”

Siapa yang berjalan dijalannya akan sampai di tujuan.

Istriku,

Sebentar lagi pengumuman kelulusanmu kan! Tanggal tiga puluh satu mei kalau tak salah. ‘Kuyakin kau lulus’ sebab kutahu kau punya kualifikasi itu. Meskipun, menjadi notaris adalah mimpi yang kupaksakan padamu. Teruslah belajar dan berdoa, dan terus melampaui apa yang telah kau dapati saat ini. Semoga tuhan dan sesemesta memeluk kerja keras dan doamu. Karena doamulah yang kuharap selalu. Tak perduli berapa pun rupiah yang akan kita keluarkan.

Melalui sepucuk surat ini juga kutautkan novel ‘Rantau 1 Muara’ karangan Ahmad fuadi, yang kiranya adalah cerminan mimpi-mimpi dan ide-ideku agar bisa kau meminum madu ilmunya. Meski aku dan penulisnya tak pernah bersama, konsepsi dan nalar pemikirannya jauh tlah ada pada diriku. Aku berharap kau bisa menuntaskan novel ini. Dan bisa menarik hikayat dan hakekatnya.

Terakhir, semoga kita bisa lebih hebat dari Alif dan Dinara dalam novel itu.

Peluk cium untukmu istriku, fitria setiawati.

Sekian dulu suratku, Selamat berjuang

Yakin usaha sampai

Patoto mea poarona Bangka itu

Layar telah berkembang

Pantang surut ke belakang

You’r husband

Tinggalkan komentar