Di Balik Mimpi-mimpi

…Namun, siapa yang dapat memutar balik waktu dan mengubah jalannya takdir? (Dalam epos Layla Majnun, Nizami Ganzavi 1149-1209).

Takdir seperti lukisan abstrak di atas kanvas, yang disket oleh tangan-tangan tak nampak. Beberapa diantaranya ada yang nampak, beberapa diantaranya lagi tenggelam bahkan tak terbaca.

Seperti itulah kita dalam cerita takdir, sebuah epos dalam drama besar sang kuasa. Hampir tak ada yang bisa lepas dari kungkungan takdir.

Namun, ada dari beberapa manusia terpilih yang mencoba melawan takdir, atau bahkan menentukan jalannya sendiri. Itu tak salah. Sebab beberapa pandangan mereka mengatakan takdir itu bukan turunan melainkan kehendak bebas.

Tuhan dalam firmannya (Quran, 13:11), mengkultuskan bahwa Tuhan tiada akan merubah nasib sebuah kaum, kecuali mereka sendiri yang hendak merubah takdirnya.

Yang PASTI Tuhan telah memberikan kita akal untuk bermimpi, berimaji, berfantasi dan terus mencari akan hakekat dari takdir dan jalan kehidupan. Olehnya warnailah kanvasmu sendiri dengan cita dan mimpi-mimpi. Karena dari mimpi-mimpi takdir kan datang menghampiri, menyapa, dan memeluknya.

Belajarlah bermimpi, dan jangan pernah takut untuk melakukannya. Sebab mimpi adalah langkah awal dari sejuta kehendak. Takdir hanyalah pemandu hidup, kita sendirilah yang menentukan.

Hingga dari pertanyaan Namun, siapa yang dapat memutar balik waktu dan mengubah jalannya takdir?

Jawabnya adalah mimpi. Siapakah mimpi? Mimpi adalah seorang yang memiliki anak bernama imajinasi, lalu tumbuh dan dewasa menjadi reaksi yang mewujud dalam takdir.

Sebuah kisah dalam maha karya Lewiss Caroll, Alice Through the Looking Glass, menyiratkan betapa pentingnya sebuah mimpi. Ada percakapan berikut ini antara Alice dan Ratu Putih yang baru saja mengucapkan sesuatu yang tak masuk akal.

“Aku tidak percaya itu!” kata Alice.

“Masa?” sang Ratu berkata dengan penuh iba. “Cobalah lagi: tarik napas dalam-dalam, dan pejamkan matamu.”

Alice tertawa. Buat apa, katanya: “orang tidak bisa

percaya pada hal-hal yang mustahil.”

Wah, kau pasti belum banyak berlatih,” kata sang Ratu. “Waktu aku seumurmu, aku selalu berlatih setengah jam sehari. Kadang-kadang, sebelum sarapan aku sudah bisa

percaya sebanyak enam hal yang mustahil.”

Tak ada hal yang mustahil, segalanya menyata meski waktu terkadang merintangi. Bahkan William Blake seorang sastrawan fenomenal asal Inggris membenarkan hal itu. Ia berkata “apa yang sekarang telah terbukti, dulunya hanyalah imajinasi.”

3 Comments

  1. Dalam mimpi kita bisa berjalan menemui takdir, kemudian kita rangkum menjadi rangkaian kalimat do’a. Bukankah kita bisa merubah takdir dengan do’a……….(dr hati terdlm, pertanyaan untuk diri sendiri jg)

    Suka

  2. I see you don’t monetize your blog, don’t waste your traffic, you can earn additional bucks every month because
    you’ve got high quality content. If you want to know how to make extra $$$,
    search for: Boorfe’s tips best adsense alternative

    Suka

Tinggalkan komentar